Pada Minggu Paskah ini, organisasi-organisasi LGBTQ, kelompok agama dan pendukung kesetaraan di Los Angeles memprotes banyaknya undang-undang anti-LGBTQ di seluruh Amerika dengan aksi drag march sepanjang hari di Hollywood Barat.
Acara yang diselenggarakan oleh Los Angeles LGBT Center ini bertujuan untuk menyoroti lebih dari 400 undang-undang yang menargetkan komunitas LGBTQ yang telah diperkenalkan di badan legislatif negara bagian pada tahun ini saja.
Penyelenggara memperkirakan lebih dari 1.000 orang akan mengenakan pakaian “Sunday best” untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap apa yang mereka katakan sebagai “retorika yang berkembang yang didukung oleh gerakan Nasionalis Kristen” yang mengatakan kelompok LGBTQ “tidak aman” untuk keluarga.
Drag March LA: Pawai di Santa Monica Blvd dijadwalkan akan dimulai pada pukul 11 pagi dengan rapat umum di West Hollywood Park. Para pengunjuk rasa kemudian akan berbaris di Santa Monica Blvd. ke Distrik Pelangi kota.
Beberapa pembicara dijadwalkan tampil, termasuk Walikota Hollywood Barat Sepi Shyne, Pengawas Wilayah Los Angeles Lindsey Horvath, serta keluarga yang sudah terkena dampak gelombang undang-undang anti-LGBTQ yang didorong oleh anggota parlemen Partai Republik di negara bagian konservatif.
Hal ini termasuk pembatasan pertunjukan, larangan layanan yang menegaskan gender bagi remaja, serta rancangan undang-undang yang melarang diskusi kelas tentang isu-isu LGBTQ.
Bintang “RuPaul’s Drag Race” Kerri Colby dan Honey Davenport akan memberikan hiburan, sementara pameran akan membantu menghubungkan peserta dengan penyedia layanan lokal. Organisasi-organisasi yang diharapkan hadir antara lain ACLU California, Lambda Legal, Gay Men’s Chorus of Los Angeles, Equality California, San Francisco AIDS Foundation, dan SAGE, organisasi nirlaba terbesar di AS yang didedikasikan untuk meningkatkan kehidupan lansia LGBTQ. .
“Drag March yang diadakan oleh The Center adalah sebuah pengakuan terhadap asal usul gerakan LGBTQ+, ketika protes pertama dimulai untuk menentang kebijakan moral dan undang-undang anti-interseksional yang dirancang untuk memaksakan cita-cita tunggal gender dan seksualitas pada warga negara untuk dipaksakan,” Los Angeles CEO LGBT Center Joe Hollendoner mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Tidak salah jika ‘Drag Ban’ saat ini disertai dengan gerakan besar-besaran untuk melarang akses terhadap layanan yang mendukung gender; kami memperjuangkan hak kami atas privasi, otonomi tubuh, penentuan nasib sendiri, dan kebebasan berekspresi,” tambahnya.